Nelayan Menjerit Ada Ratusan Ponton di Perairan Munsang

Nelayan Menjerit Ada Ratusan Ponton di Perairan Munsang
Sampai Sekarang Belum Ada Tindakan dari Aparat
Tanjungpandan, 01-11-2021 | Sarawmedia.com
Nelayan di Dusun Munsang, Desa Sungai Padang, Kecamatan Sijuk mengeluhkan aktivitas ratusan ponton tambang inkonvensional (TI) di perairan perbatasan Dusun Munsang dan Sungai Balai, Desa Sijuk.
Aktivitas penambangan bijih timah tersebut berdampak kepada nelayan yang biasa mencari ikan, udang dan kepiting di perairan sekitar. Pasalnya perairan sekitar menjadi keruh dan membuat terumbu karang mati.
“Abis terumbu karang kamek (kami, red), payah nak carik ikan, udang, ketam (kepiting, red). Kamek kena dampaknye. Kamek kan carik ikan pakai sampan,” sebut salah seorang nelayan asal Munsang yang enggan menyebutkan namanya Senin (1/11/2021).
Aktivitas penambangan tersebut otomatis menyebabkan jumlah tangkapan nelayan tradisional menurun drastis. Selain membuat air laut keruh, nelayan juga tidak bisa memukat di perairan yang menjadi lokasi aktivitas penambangan.
Tak hanya itu, bakau di lokasi penambangan juga mati. Hal ini jelas terlihat saat awak media memantau lokasi penambangan melalui dermaga Pelabuhan Munsang maupun dari atas bukit sekitar lokasi.
“Sebelum ade TI lumayan kamek dapatnye. Sekarang jauh berkurang hasil tangkapan. Di situlah banyak ketam,” tambah pria tersebut.
Bahkan nelayan setempat sempat geram atas aktivitas para penambang. Nelayan juga sempat membakar ponton-ponton TI di lokasi tersebut. Namun aktivitas penambangan tetap marak di lokasi tersebut.
Menurut informasi, para penambang di lokasi tersebut menyetorkan uang koordinasi hingga ratusan ribu setiap harinya. Belum diketahui secara pasti tujuan penyerahan uang koordinasi tersebut.
Namun aktivitas penambangan bijih timah tersebut mendapat pengamanan dari oknum tertentu. Meskipun penambangan sudah berjalan cukup lama, namun belum ada tindakan dari aparat terkait.
Terlebih penambangan tersebut tak hanya menghajar hutan bakau, namun juga beroperasi di perairan. Tak hanya berdampak kepada para nelayan, aktivitas tambang tersebut dikhawatirkan juga akan berdampak pada sektor pariwisata. (One/dilansir dari onekliknews)