Pedagang Eceran Kembali Buka Kios

Tanjungpandan, 02/10/2021 | Sarwamedia.com
Sejak satu bulan lalu BBM jenis Premium dan Pertalite hilang di tingkat eceran, entah apa sebabnya tidak ada yang tau. Sehingga membuat kondisi masyarakat jadi kacau dan marah karena hilangnya BBM secara tiba-tiba dan serentak di tingkat eceran. Yang tertuduh sebagai penyebab hilangnya BBM tersebut adalah masyarakat Penambang, yang semakin banyak dan tumbuh berkembang akibat harga timah yang melambung tinggi sejak beberapa waktu lalu. Benar atau tidaknya mereka penambang yang jadi penyebabnya ? Wallahuallam. Namun kondisi tersebut sempat membuat Bupati dan Gubernur sampai turun ke lapangan sebab kondisi kelangkaan kali ini sangat parah. Tapi untunglah saat ini kondisinya sudah kembali normal. Penjualan BBM di tingkat eceran sudah banyak yang jual. Walaupun harganya sedikit bervariasi.
Berdasarkan pantauan Sarwamedia di lapangan. Pedagang eceran yang beberapa waktu lalu hanya memajang dirigen kosong, saat ini sudah terisi penuh. dan membuka lagi kios dagangnya.
Salah seorang pedagang Zainal kepada Sarwamedia mengatakan pasokan BBM ke kios mereka sudah berjalan lancar. Kalau waktu itu memang tidak ada.
"Kita dapet BBM juga beli pak. Ada yang nganter ke kios. Mengenai siapa mereka para pengerit di SPBU pak." Zainal mengatakan.
Senada pedagang eceran di kawasan Aik Raya juga mengatakan barang yang di jualnya juga dapat dari pengerit BBM.
Masih berdasarkan pantauan di lapangan. Aksi para pengerit ini terpantau di semua SPBU dan titik penjualan mitra Pertamina yang ada di Belitung. Cara mereka ngerit BBM bervariasi. Ada yang motor dan Mobil dengan kapasitas tangki yang sudah di modifikasi. Sepertinya para pengerit ini di pelihara. Karena saat melakukan pengisian mereka bisa bergerak bebas saat melakukan. Tanpa ada kendala sedikitpun, lancar-lancar saja, mau BBM banyak ataupun susah seperti kemaren.
Satu lagi penyebab kerapnya kejadian kelangkaan BBM di Belitung. Yakni prinsip dan mainset orang Belitung yang tidak pernah pusing soal harga barang, dimana berapapun harganya jika barangnya ada tetap di beli. Andaikan perliter BBM 20 ribu. Tetap ramai di beli masyarakat jika BBM langka. Sehingga hal ini sering di manfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab di dukung ketegasan soal hukum minim. Sehingga menjadi lahan pekerjaan oleh sebagian orang-orang pemburu rupiah. Jadi harga subsidi tidak berlaku bagi masyarakat.
"Masyarakat ribut kemaren bukan karena harga tapi karena barang susah. Kalau barang ada anggaplah jauh di atas harga subsidi. Masyarakat tetap akan membeli pernah kok dulu harga di SPBU masih 5000an. Ada yang jual 15 sampe 20 ribu tetap di beli" ungkap salah seorang tokoh masyarakat.kepada Sarwamedia.(One)