Destika Minta Masyarakat Jangan Tinggalkan Lahan Pertanian
Tanjungpandan, 18-11-2021 | Sarwamedia.com
Kalau pertanian itu rumusnya dari tidak ada menjadi ada dan berkelanjutan tapi kalau pertambangan itu dari ada menjadi tidak ada (Zero).
Demikian Ungkapan Ustad Zuhri. Mantan Bupati Bangka Barat yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPD-RI. Saat Ngobrol santai bersama Sarwamedia beberapa waktu lalu .Oleh karena itu menghimbau agar kepada masyarakat jangan meninggalkan lahan pertanian demi tambang.
Apa yang di ungkapkannya selaras dengan keinginan Efenly Destika Kepala Dinas Pertanian dan Ketahangan Pangan Kabupten Belitung yang kembali mengajak masyarakat untuk mengolah lahan pertanian dan tidak meninggalkan lahan Pertanian demi tambang.
Karena Destika mengatakan bekerja di bidang pertanian juga sangat bisa untuk jadikan penopang hidup. Asal bisa mengolahnya secara benar dan baik.
Menurut Destika Fenomena berpindahnya masyarakat yang mengolah lahan pertanian menjadi seorang penambang timah membuat dirinya prihatin karena baginya hal itu suatu kesalahan fatal.
"Bukan tidak boleh ke tambang tapi kalau bisa lahan pertanian jangan di tinggal. Jadikanlah bidang pertanian itu sebagai kontribusi pendapatan untuk menjalani hidup atau sebaliknya tambang jalan pertanian jalan" Ujarnya
Memang bisa pak?
Menurut Destika kedua bidang tersebut bisa di jalankan jika memang tambang harus di jalani karena lagi trend.
"Karena pertanian itu kerjanya ada batasan waktu. Jadi bisa jalan beriringan. Misal warga ini punya kebun dan sekarang ingin nambang timah karena harganya mahal, kan bisa. Hasil tambang di jual trus hasilnya. Buat nyuruh orang ngurusi kebunnya. Jadi tambang menghasilkan kebun juga menghasilkan penghasilan kan bertambah," paparnya.
Karena penghasilan dari lahan pertanian tidak kalah dari timah dan tidak bisa di pandang sebelah mata karena sifatnya pertanian itu berhubungan erat dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari. Apalagi yang di tanam jenis sayur-sayuran.
"Orang nyari timah juga ujungnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari seperti untuk makan,"
Selain dapat memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari. Lahan pertanian jika di olah secara benar dan baik juga bisa menghasilkan uang banyak. Contohnya selain sayur mayur, lada, jagung dan buter dimana pasarannya sudah jelas.
"Malahan saat ini selain lada dan sayur. Jagung dan buter sudah jelas penadahnya dan harganya,"
"Untuk jagung sudah ada offtekernya. Dan jelas dalam satu bulan offteker ini menerima 30 ton jagung komposit sedangkan buter. Penadahnya adalah pemilik rimba Alam berapapun barang ada pasti di beli harganyapun sesuai."
Bahkan untuk jagung menurut Destika pihak Dinas sudah ada program khusus untuk membantu masyarakat. Baik dalam segi pengolahan lahan maupun bibitnya.
"Penanaman jagung ini kita sudah lakukan sosialisasi dimana untuk setiap kecamatan harapan kita bisa ada lahan jagung seluas 20 Ha. Dimana bisa di olah secara pribadi maupun kelompok.
Terkait dengan masa tanam hingga panen baik jagung komposit maupun buter tidak jauh berbeda sekitar 4 sampai 6 bulan
"Jika masyarakat ada keinginan silakan datang ke dinas.kita siap melayani. dan memberiian petunjuk",pungkasnya.