Tambang di Jalan Murai Bubar.
Tanjungpandan 17-11-2021 | Sarwamedia.com
Aktivitas tambang di Jalan Murai tepatnya berada di kawasan RT 34 sudah bubar.
Padahal sebelumnya ada puluhan mesin yang melakukan penambangan di kawasan tersebut. Entah mengapa tiba-tiba hari ini mereka membubarkan diri.
Informasinya Bubarnya para penambang atas perintah orang yang menjadi koordinator tambang dan kabarnya sang koordinator ini membubarkan anak asuhnya di karenakan mendapat info bahwa akan ada penetiban oleh Bupati dan pihak DPRD.
Berdasarkan pantauan Sarwa media di lapangan di lokasi tersebut yang sebelumnya tampak seperti pasar. Hari ini hanya tinggal beberapa penambang yang sibuk berbenah mengemasi barang-barang.
Hebat memang dalam sekejab kawasan tersebut menjadi bersih dari mesin dan para penambang dan lebih hebatnya sang koordinator bisa dapat info entah bagaimana rahasianya bakal ada penertiban itu bisa sampai duluan.
Sebelum penertiban dilakukan. Padahal yang akan turun itu Bupati dan Anggota Dewan lho. Anehnya cerita penertiban alias razia selalu berakhir selalu bocor sebelum aksi dilakukan. Ada apa sebenarnya yang terjadi saat ini.
Apa mungkin ada orang pintar dibalik aktivitas tambang ini yang dapat melihat ke dalam baskom berisi air tentang apa tang terjadi ke depan. Ataukah memang ada udang di balik gandum dalam setiap aktivitas yang berbau setorang uang ke koordinator Wallahualam bisawab.
Hanya Allah SWT yang mengerahuinya.
- Ada Setoran 3-5 juta
Sementara itu kabar adanya setoran dilokasi Jalan Murai ini beredar kencang. Katanya kalau mau masuk penambang harus bayar uang 3 sampai 5 juta. Dan selanjutnya setiap minggunya harus bayar lagi sebesar 750 ribu.
Pasti yang menjadi koordinator orang hebat di Aik Raya bagaimana tidak. Aktivitas ini baik penambang maupun masyarakat setempat bahkan Pemerintah Desa hanya bisa diam seribu bahasa akan adanya aktivitas tersebut.
Tidak mungkin tidak ada yang tau siapa yang menerima setoran karena tanah yang di garap itu sudah menjadi milik orang bukan tanah area bebas lagi dan info yang beredar. Katanya ada oknum penegak hukum yang menjadi bekingnya.
Pihak desa pasti tau siapa saja yang memiliki lahan di lokasi tersebut.
Ketika dikonfirmasi oleh Sarwa, salah satu penambang berinisial E yang sedang berbenah mengatakan "kami sudah nyetor dan kami minta pertanggung jawaban jika terjadi apa-apa”.
"Kami akan mendatangi orang yg menerima uang, kami mau kejelasan karena kami sudah bayar 3jt, masak baru kerja 2, 3 hari sudah dihentikan, kami merasa ditipu, untuk apa kami bayar kalau tidak ada ketenangan kerja dan kasian kawan kawan yg baru masuk." Kata penambang tersebut.
Ketika dihubungi menanyakan kabar tentang kebenaran adanya sidak dari pihak DPRD, Agung selaku anggota DPRD kabupaten Belitung mengatakan "Saya blm dapat kabar, tapi setahu saya hari ini jadwal kunjungan kerja Pansus Raperda." jelasnya (Wira)