Lega, Belum Ada Laporan yang Meninggal karena Omicron.
Belitung, 06-12-2021 | Sarwamedia.com
Hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat Covid-19 Varian Omicron bahkan pernyataan terbaru para pakar organisasi kesehatan dunia WHO soal varian Omicron B.1.1.529 dianggap 'lumayan melegakan'.
Meski demikian, mereka mengingatkan untuk tidak cepat berpuas diri. Salah satu yang melegakan adalah bahwa sejauh ini WHO mencatat belum ada kematian yang dilaporkan akibat COVID-19 varian Omicron. Gejala yang muncul umumnya lebih ringan dibanding varian Delta.
Sedangkan soal efektivitas vaksin, prediksi para pakar masih simpang siur dan butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikannya. Sebagian pihak meyakini vaksin masih efektif, namun banyak juga kalangan yang mengatakan terlalu dini untuk menyimpulkan.
Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengingatkan untuk tetap hati-hati menghadapi varian Omicron. Meski demikian, ia menekankan untuk tidak terlalu panik.
"Seberapa khawatir kita seharusnya? Kita harus siap dan hati-hati, jangan panik, karena kita berada dalam situasi yang berbeda dengan tahun lalu," kata Swaminathan, dikutip dari Aljazeera, Minggu (5/11/2021).
Sementara itu, direktur WHO regional Pasifik Barat Takeshi Kasai mengingatkan bangsa-bangsa untuk tidak cepat berpuas diri dengan munculnya 'kabar baik' soal Omicron. Bagaimanapun, varian ini menular dengan lebih cepat.
"Pengalaman kami selama dua tahun terakhir, terutama dalam menangani varian Delta, memberikan panduan tentang apa yang harus dilakukan sekarang, serta bagaimana mengatasi lonjakan di masa depan dengan cara yang lebih berkelanjutan," beber Kasai, dikutip dari VOA, Minggu (5/12/2021).
Varian 'Monster' Boleh-boleh saja 'agak lega' soal Omicron, jika dikaitkan dengan gejalanya yang cenderung lebih ringan. Tetapi para imuwan juga mengingatkan, varian terbaru ini punya mutasi yang begitu banyak sehingga dijuluki 'monster'.
Dalam dua pekan sejak kemunculan varian Omicron di Afrika Selatan, sedikitnya sudah ada 50 mutasi yang ditemukan di dalamnya. Dari jumlah tersebut, 32 di antaranya ditemukan pada spike protein.
Diperkirakan temuan mutasi pada varian Omicron masih akan terus bertambah. Kabar baiknya, memang belum dipastikan apa dampak klinis berbagai mutasi tersebut terhadap varian Omicron.
Francois Balloux, direktur Genetics Institute UCL, menyebut mutasi dapat berbahaya bbagi mereka yang memiliki masalah pada sistem kekebalan tubuh. Misalnya pengidap HIV-AIDS yang tidak mendapat pengobatan. (***)
Sumber : berbagai media nasional