Belitong Undercover (Episode 1) 
- Mengintip Geliat Prostitusi

Tanjungpandan, 14-11-2021 | Sarwamedia.com

Gilaa. Salah seorang gadis dibawah umur yang diamankan pada hari Jum'at kemarin mengaku kepada petugas sering melayani tamu untuk cinta satu malam (CSM) bahkan ia sering melakukannya. Astagfirullah.

Mendengar pengakuan tersebut. Petugas Kaget dan geleng-geleng kepala merasa perihatin atas kelakuannya, bagaimana tidak gadis tersebut masih dibawah umur baru 16 tahun dan mirisnya ia asli orang Belitung. 

Dengan adanya pengakuan ini bahwa prostitusi online ada di Belitung dan pemainnya anak dibawah umur terungkap jelas. Bukan omong kosong lagi dan sepertinya pihak kepolisian harus cepat merespon hal ini agar tidak berkembang pesat prakteknya.

Kepada petugas, gadis dibawah umur yang sering melakukan open BO ini, mengaku sering “dijual” oleh seorang wanita yang berinisial S., dan terakhir hal itu di jalaninya malam Minggu kemarin, dengan seorang lelaki yang kenal melalui Facebook dan berlanjut di WA. 

Gadis yang sudah tak bersekolah lagi ini pun bahkan menyebutkan berapa tarifnya untuk melayani tidur satu malam bersama nya.

“Kadang-kadang Rp 700 sampai Rp 900 ribu sekali. Kadang juga bisa Rp 500 ribu,” ceritanya.

Namun ketika petugas menanyakan untuk apa uang hasil ia menjajakan diri tersebut, gadis ini hanya tertunduk tak menjawab pertanyaan itu.

Sementara itu hasil penelusuran Sarwa media dilapangan terkait dunia prostitusi di Belitung ini. Berlangsung dalam 4 praktek. 

Pertama. Face to face dan sepakat secara langsung disuatu tempat. Biasanya tempat tongkrongan kaum laki-laki, tempat minum, tempat melepas kepenatan setelah urusan pekerjaan yang tidak perlu saya sebutkan untuk menghilangkan fitnah karena semua pasti tau. 

Kedua melalui makelar seperti yang dilakukan S.

Cara pertama dan kedua ini paling aman dari praktek penipuan.

Ketiga lewat dunia Maya seperti Facebook dan instagram 

Sedangkan keempat lewat aplikasi MeChat dan WeChat .

Cara ketiga dan keempat ini rawan penipuan.

Cara ketiga dan keempat ini modusnya banyak ada yang menawarkan jasa karaoke, pijat dan Video call S*X (VCS).

Jika konsumen mau, maka harus transfer dulu setengah biaya yang di sepakati. Bahkan ada yang cuma minta kirim pulsa. Nah disinilah penipuan itu terjadi. Setelah uang atau pulsa sudah kita kirim. Produsen menghilang tanpa berita.

Sedangkan jika sudah keempat praktek ini untuk eksekusi. Dilakukan di hotel atau kontrakan.

Sementara itu hasil penulusuran Sarwa lewat aplikasi MeChat dan WeChat. dalam aplikasi ini sangat banyak yang memberikan kode bisa Open BO.

Harga yang ditawarkan bervariasi. Produsen membuka harga konsumen dengan menawar. Bahkan mirisnya, ada yang membuka harga senilai 300 ribu rupiah ntuk sekali tendang dan 500 untuk 2x tendang. 

Miris banget dan lebih miris lagi. Para pelaku bukan hanya dibawah umur tapi sudah ada yang punya suami mulai dari warga asli hingga pendatang.

Namun kebanyakan memang warga pendatang. Ada yang berminat? Cukup donwload aplikasinya dan bisa langsung transaksi tapi harus hati-hati juga karena kabarnya banyak yang tertipu. 

Uang sudah ditransfer. Makanan tidak datang karena lewat aplikasi dan hal ini pernah Sarwa saksikan langsung. 

Cerita ketika membeli rokok ke sebuah warung. Dikejauhan terlihat seorang pemuda usianya sekitar 30an. ia terlihat mondar mandir di pintu gerbang sebuah hotel. 

Sebentar membuka HPnya sebentar telpon. Karena penasaran Sarwa mendekatinya sambil berpura-pura pinjam korek api.

Karena sudah sempat ngobrol Sarwa memberanikan diri bertanya kenapa mukanya terlihat masam, bingung dan sedikit terlihat emosi. 

Mungkin karena melihat Sarwa seperti orang tua, pemuda itu dengan polos menceritakan kronologis bagaimana ia dari bisa ada di depan hotel. Tanpa malu ia bercerita soal aplikasi MeChat dan Wechat serta apa tujuannya datang ke hotel.

Katanya ia sedang janjian berkencan dengan cewek ketemu dikamar hotel janji kencan itu didapatkan dari Aplikasi MeChat yang seminggu sebelumnya ia donwload.

Janji tersebut disepakati dihotel tempat kami berdua ngobrol. Uang DP sudah ia transfer, kamar hotel sudah direservasi. Namun sudah 2 jam menunggu. Eh, orang yang di ajak ketemu tidak datang. Yang mendatanginya malah Sarwamedia.  

Laki-laki umur 30 tahun yang lagi mencari korek api selanjutnya setelah 15 menit ditemani ngobrol. ia pamit pulang sambil menahan malu. Sudah kena tipu. Uang DP melayang Uang kamar hotel juga sudah di bayar jadi rugi 2x bandar. 

Jika diingat masalah prostitusi di Belitung ini. Sarwa jadi inget kisah tahun 2009. Saat itu Sarwa masih bekerja di Group Jawapos.

Ceritanya pada saat itu awak media mendapatkan informasi sebuah tempat yang di jadikan ajang pertemuan untuk bercinta. 

(Aplikasi waktu itu belum ada) Karena pada saat itu lagi sepi berita. Awak media merayu kasat Reskrim untuk menjebak tempat tersebut. Biar ada berita hebat. 

Pada saat itu kasat sersenya adalah AKP Jojo Sutarjo dimana beberapa bulan lalu masih menjabat Kapolres Belitung Timur.

Mendapatkan info dari awak media ditambah rayuan yang lagi kosong pemberitaan. Kasat Lang mengiyakan. Akhirnya rapatlah awak media dan kasat serse beserta jajarannya. 

Terkait siapa yang akan di jadikan umpan masuk ke sarang tersebut.  Karena wajah awak media dan tim Buser cukup ngetop pada masa itu. Dan dikenal oleh orang-orang. 

Pilihan jatuh kepada seorang perwira polisi yang baru pindah ke Belitung menjabat KBO Reskrim dan kebetulan pula sang perwira baru ini wajahnya ganteng. 

Pembagian tugas akhirnya di lakukan. Tugas akhirnya jatuh ke dia, Tim Buser yang saat itu dipimpin Almarhum Irwan Hafis dan wartwan memantau dari jauh menunggu aba-aba darinya kapan waktu yang tepat untuk masuk, biar bisa tertangkap tangan langsung pada saat penggerebekan di lakukan banyak peristiwa lucu yang terjadi. 

Walaupun kita semua kena marah oleh sang perwira baru. Karena telat masuk, sebab harus manjat pagar yang tinggi. Namun upaya pengungkapan kasus berlangsung sukses. 

Pemilik tempat dan pelaku akhirnya mempertanggung jawabkan perbuatannya dan saat ini perwira baru tersebut menjabat sebagai salah satu Kapolsek di DKI Jakarta.

Tulisan ini dibuat untuk mengenang sepak terjang seorang sahabat polisi dalam menegakkan hukum terkait prostitusi di wilayah Polres Belitung. yang saat ini telah berpulang menghadap Illahi. Abang kami, saudara kami mitra kami, Irwan Hafis yang saat itu berpangkat Bripka Alfatehah untuk dirinya.

Cerita di atas Sarwa tuangkan juga memiliki tujuan agar dapat menjadi motivasi buat aparat yang bertugas saat ini di dalam memberantas prostitusi yang sedang menjamur di Belitung. 

Tips buat Istri dan orang tua Agar Jangan keluarganya terlibat.

1. Perhatikan tingkah laku suami dan putra putrinya karena ingat Baik suami maupun anak Uang berasal dari pemberian Ibu/istri. 

2. Jangan terlalu bebas mengizinkan suami ataupun anak-anak keluar malam karena semua berawal dari pergaulan.

3. Periksa HP. Kalo ada Aplikasi di atas segera hapus karena semua berawal dari ingin tau dan coba-coba membuka aplikasi. (One)