Rekam Video Tanpa Busana dan Ancam Sebarluas.
Buruh Harian di Vonis 9 Tahun Penjara.

Tanjungpandan, 30-09-2021 | Sarwamedia.com

Andi Wijaya (30).yang bekerja sebagai buruh harian, hanya bisa tertunduk lesu mendengar keputusan Hakim yaitu 9 tahun penjara dan denda uang sebesar 250 juta, sebagai balasan atas perbuatannya terhadap Mawar (bukan nama sebenarnya,red) Karena terbukti bersalah dalam  perkara ITE dan Pornografi putusan tersebut terungkap dalam persidangan yang berlangsung Rabu (29/9/2021). di Pengadilan Negeri Tanjungpandan.

Selain mendapatkan putusan 9 tahun penjara pria 30 tahun Andi juga harus menjalani hukuman tambahan selama 6 bulan penjara apabila tidak membayar denda sebesar Rp 250 juta. Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) Kejari Belitung yang menuntut terdakwa 10 tahun kurungan penjara.

Dalam amar putusannya, majelis hakim yang diketuai Andhika Bhatara didampingi hakim anggota Syafitri Apriyuani dan Elisabeth Juliana menyatakan, perbuatan terdakwa sudah memenuhi unsur sebagaimana dakwaan campuran akumulatif primair tentang ITE dan Pornografi.

Menurut Majlis Hakim Putusan tersebut di ambil berdasarkan fakta-fakta hukum selama proses persidangan yang telah dijalani mulai dari keterangan para saksi, saksi ahli, dan keterangan terdakwa.

Hal-hal yang memberatkan perbuatan terdakwa membuat korban sebut saja Mawar merasa trauma, terdakwa pernah dihukum, berbelit-belit dalam persidangan. Sedangkan hal yang meringankan, terdakwa mengakui perbuatannya dan menyesal.

Apa perbuatan duda yang bekerja sebagai buruh harian inisehingga mendapatkan Vonis yang cukup berat yakni 9 tahun penjara?

Menurut informasi dari kejadian bermula dari dunia Maya. Awal tahun 2021 lalu tepatnya bulan Januari Terdakwa dan korban kenalan lewat media sosial sejuta umat alias Facebook. Saat kenalan terdakwa mengaku sebagai Anggota.

Perkenalan akhirnya  berlanjut dengan tukar menukar nomor HP. Di mana obrolan selanjutnya sudah tidak lagi lewat FB tapi sudah lewat WA  petaka di mulai dari WA inilah dimana keduanya makin asyik ngobrol berdua tanpa ada gangguan dan tanpa ada yang tau. Lewat WA ini pertemanan mereka makin berani sudah berani video call. Padahal mawar statusnya sudah bersuami.

Lama kelamaan terdakwa makin kurang ajar jika lewat WA. Obrolannya mulai menjurus ke omongan Asusila. Mawar juga meladeninya hingga suatu hari terdakwa meminta korban untuk melakukan video call tanpa busana. Jika tidak mau obrolan jorok di WA selama berhubungan  yang sudah di screenshootnya akan di beritahukan kepada suaminya.

Korban yang di ancam akhirnya menuruti kemauan terdakwa untuk video call tanpa busana. Dan sialnya ketika Videocall tersebut dilakukan mawar terdakwa merekamnya.

Pasca merekam video tersebut, selang beberapa hari, terdakwa mengajak korban bertemu. Dan Ia kembali mengancam apabila menolak, video tanpa busana korban yang direkam akan disebarluaskan.

Karena takut korban kembali menuruti kemauan terdakwa untuk bertemu. Dan selesai bertemu, korban meminta kepada terdakwa agar menghapus video itu. Namun Ia menolak dan meminta korban agar melakukan hubungan seperti dibahas dalam obrolan WhatsApp.

“Tapi berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Terdakwa bersikukuh tidak mengaku melakukan hubungan seperti yang dibahas dalam obrolan sebelum bertemu. Karena posisi alat vitalnya tidak mau berfungsi,” jelas Tri Agung Santoso. (One)